VIVAnews - Dunia otomotif memang sulit terpisah dengan wanita cantik dan seksi. Setiap gelaran otomotif, baik nasional maupun internasional, pasti dihiasi kehadiran wanita cantik. Begitu pula di Indonesia Motor Show (IIMS) 2011.
Wajah cantik dengan mata berbinar, serta senyum manis tidak pernah lepas dari wajahnya, ditambah lagi balutan pakaian yang serba sexy dan anggun siap menyapa setiap pengunjung IIMS.
Dengan penampilan seksi dengan tinggi badan rata-rata 165 cm, membuat para Sales Promotion Girl (SPG) menjadi sorotan perhatian pengunjung, khususnya kaum pria.
Wajah cantik dengan mata berbinar, serta senyum manis tidak pernah lepas dari wajahnya, ditambah lagi balutan pakaian yang serba sexy dan anggun siap menyapa setiap pengunjung IIMS.
Dengan penampilan seksi dengan tinggi badan rata-rata 165 cm, membuat para Sales Promotion Girl (SPG) menjadi sorotan perhatian pengunjung, khususnya kaum pria.
Keterangan Foto: Nadia, SPG Audi di IIMS 2011 (VIVAnews/Sandy Adam Mahaputra)
Namun, menariknya setiap penampilan busana SPG kebanyakan disesuaikan dengan produk yang dipamerkan. Contoh saja AudiI, pabrikan mobil dari Eropa ini sengaja menampilkan SPG dengan balutan pakaian elegan nan seksi. "Ya harus disesuaikan dengan karakter mobilnya. Tentunya kami tahu mobil jenis Audi terkenal dengan harga yang mahal karena sangat ekslusif dan elegan," kata Nadia (23) SPG Audi kepada VIVAnews.com di IMSS JIExpo, Senin 25 Juli 2011.
Menurut mahasiswi semester akhir perguruan tinggi swasta di Jakarta ini, para SPG dibayar Rp350 ribu hingga Rp1 juta per hari. Besaran gaji para SPG, sambungnya, tergantung dari produk penyewa. Semakin tinggi harga produk, semakin besar gaji yang diterima.
Bahkan, kata mojang asal Bekasi ini, iming-imingan bonus tinggi menjadi pemicu SPG selalu menebarkan senyum agar didatangi pengunjung. Hal itu yang membuat Nadya tertarik menjadi SPG mobil. "Ya selagi tidak mengganggu kuliah, tentunya pekerjaan ini sangat menyenangkan," ujar wanita yang kuliah di jurusan Bahasa Inggris itu.
Dituntut tetap menjaga penampilan dan berpakaian seksi menjadi daya tarik pengunjung untuk mendengarkan "kicauannya" tentang produk yang dijual. Tapi tak jarang, dia kerap kali digoda sejumlah pengunjung. "Ya itu risikonya, tapi kalau menjadi SPG Audi tidak pernah terjadi, karena calon pembelinya rata-rata dari kalangan atas," ujar Nadia.
Hal serupa juga diungkap Lany (17). Wanita yang baru saja lulus Sekolah Menengah Atas ini ambil bagian sebagai SPG Toyota. Minimnya pengetahuai soal otomotif membuatnya harus mengikuti training terlebih dulu soal produk yang ditawarkan. "Kami harus training selama tiga hari, sebelum diterjunkan ke lapangan," ujar wanita yang tinggal di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Menurut mahasiswi semester akhir perguruan tinggi swasta di Jakarta ini, para SPG dibayar Rp350 ribu hingga Rp1 juta per hari. Besaran gaji para SPG, sambungnya, tergantung dari produk penyewa. Semakin tinggi harga produk, semakin besar gaji yang diterima.
Bahkan, kata mojang asal Bekasi ini, iming-imingan bonus tinggi menjadi pemicu SPG selalu menebarkan senyum agar didatangi pengunjung. Hal itu yang membuat Nadya tertarik menjadi SPG mobil. "Ya selagi tidak mengganggu kuliah, tentunya pekerjaan ini sangat menyenangkan," ujar wanita yang kuliah di jurusan Bahasa Inggris itu.
Dituntut tetap menjaga penampilan dan berpakaian seksi menjadi daya tarik pengunjung untuk mendengarkan "kicauannya" tentang produk yang dijual. Tapi tak jarang, dia kerap kali digoda sejumlah pengunjung. "Ya itu risikonya, tapi kalau menjadi SPG Audi tidak pernah terjadi, karena calon pembelinya rata-rata dari kalangan atas," ujar Nadia.
Hal serupa juga diungkap Lany (17). Wanita yang baru saja lulus Sekolah Menengah Atas ini ambil bagian sebagai SPG Toyota. Minimnya pengetahuai soal otomotif membuatnya harus mengikuti training terlebih dulu soal produk yang ditawarkan. "Kami harus training selama tiga hari, sebelum diterjunkan ke lapangan," ujar wanita yang tinggal di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Keterangan Foto: Lany, SPG Toyota di IIMS 2011 (VIVAnews/Sandy Adam Mahaputra)
Berbeda dengan SPG Audi, Lany harus mengenakan pakaian yang bertema kartun Jepang. Kesan imut dan seksi terpancar dari wajahnya, tak ayal membuat calon pengujung datang sekedar menanyakan produk terbaru Toyota.
Lalu apakah dia kerap kali digoda sejumlah pengunjung? "Ya pernah sih, tapi saya cuekin aja. Kecuali kalau yang godanya tampan, ya untuk sekedar kenalan kenapa tidak," ujarnya sambil tertawa.
Berbeda dengan kedua orang tadi, Stela (22) SPG dari salah satu produk kendaraan Truk FAW, harus mengenakan kostum layaknya Lara Croft di film Tomb Rider. Kesan tomboy dan seksi terlihat dari dara kelahiran Manado itu. "Ya karena produknya kendaraan berat, jadi kami harus mengenakan pakaian yang sedikit tomboy dan seksi," ujar Stela yang baru menjadi SPG selama 6 bulan.
Lalu apakah dia kerap kali digoda sejumlah pengunjung? "Ya pernah sih, tapi saya cuekin aja. Kecuali kalau yang godanya tampan, ya untuk sekedar kenalan kenapa tidak," ujarnya sambil tertawa.
Berbeda dengan kedua orang tadi, Stela (22) SPG dari salah satu produk kendaraan Truk FAW, harus mengenakan kostum layaknya Lara Croft di film Tomb Rider. Kesan tomboy dan seksi terlihat dari dara kelahiran Manado itu. "Ya karena produknya kendaraan berat, jadi kami harus mengenakan pakaian yang sedikit tomboy dan seksi," ujar Stela yang baru menjadi SPG selama 6 bulan.
Keterangan Foto: Stela, SPG truk Faw di IIMS 2011 (VIVAnews/Sandy Adam Mahaputra)
Menurut dia peran SPG menjadi penting atau sebagai garda terdepan untuk menawarkan barang.
Biasanya, kata dia, sejumlah persyaratan tertentu diberikan setiap perusahaan kepada penyedia jasa SPG atau event organizer. Kecantikan menjadi utama, namun harus dibarengi dengan intelektual dan percaya diri yang tinggi, sehingga mudah "menjerat" calon pembeli.
Rendy (30) pemilik event organiser SPG di IIMS 2011, mengakui persaingan dalam menyediakan jasa SPG semakin tinggi. Keberadaan SPG menjadi ujung tombak penjualan selain kelebihan dari produk tersebut. Menurutnya, standar yang diajukan para penyewa jasa SPG , yakni adanya kemampuan menarik hati para pembeli. "Rata-rata SPG yang disediakan merupakan mahasiswa semester akhir untuk mengisi waktu luang," ujarnya. (eh)
• VIVAnewsBiasanya, kata dia, sejumlah persyaratan tertentu diberikan setiap perusahaan kepada penyedia jasa SPG atau event organizer. Kecantikan menjadi utama, namun harus dibarengi dengan intelektual dan percaya diri yang tinggi, sehingga mudah "menjerat" calon pembeli.
Rendy (30) pemilik event organiser SPG di IIMS 2011, mengakui persaingan dalam menyediakan jasa SPG semakin tinggi. Keberadaan SPG menjadi ujung tombak penjualan selain kelebihan dari produk tersebut. Menurutnya, standar yang diajukan para penyewa jasa SPG , yakni adanya kemampuan menarik hati para pembeli. "Rata-rata SPG yang disediakan merupakan mahasiswa semester akhir untuk mengisi waktu luang," ujarnya. (eh)